undefined
undefined
Kebencian. Separah apa perlakuanmu sehingga rasanya begitu dalam sakit yang aku rasakan?
Ingin kulempar kamu kedalam jurang, menyaksikan kamu berdarah-darah terhempas diantara tebing-tebing curam, kepalamu membentur bebatuan dan tubuhmu terjatuh diatas pohon kaktus penuh duri. Kamu tak berdaya, lukaku akan terobati.
Tapi bukan seperti itu caraku.
Melepaskanmu dengan sebenar-benar melepas. Tak ada komunikasi darimu sama sekali obat yang mujarab kedua setelah waktu. Menghapusmu dari sejarah kehidupanku dan melupakan betapa aku begitu dalam perasaannya.
Sebegitu dalam perasaanku dan sedalam itu sakit yang aku rasakan.
Satu-satunya hati yang sudah aku berikan kamu hancurkan dengan begitu cantik tanpa sisa. Kepingan-kepingan tersebut aku satukan lagi tapi menjadi benci yang amat keji.
Hari demi hari, waktu membiaskanmu dan memudarkan ingatanku tentangmu. Tentang segala yang manis, yang indah, yang pernah kita impikan. Wajahmu, suaramu, segalanya sudah pergi tanpa jejak. Kecuali benci.
Ya.. Aku sendiri tak mengerti sebegitu bencinya aku padamu. Bahkan mendengar namamu saja membuatku ingin sekali mencekik siapa yang telah menyebutkannya.
Ini lebih bodoh lagi, aku tak yakin kamu mengingatku sampai detik ini. Mungkin setelah segalanya berakhir kamu tak pernah ingat cerita kita pernah ada.
Luka ini belum mengering. Asal kamu tahu. Sampai-sampai kamu tak pantas lagi ada pada setiap doaku. Itu hal terkeji yang pernah aku lakukan untuk seseorang.
Tapi, semakin aku membencimu, semakin kamu bersemayam dan tak pernah pergi.
Aku masih punya hak untuk hidup damai. Kita pernah saling mengenal, pernah saling ingin memiliki. Namun kenyataan yang harus aku terima, aku harus melepasmu seperti aku tak pernah mengenalmu. Agar benci tak menjadi penyakit hati dan dosa untukku, agar kamu tak menjadi berdosa karena membuatku benci padamu.
Maaf aku melakukan ini untukmu. Orang yang pernah aku cintai dan membuatku begitu membenci. Semoga hidupmu bahagia dengan Rahmat Allah yang tak henti menyelamatkanmu dari bahaya. Jaga dirimu dan nama baikmu. Syiarkan dakwah dan menjadi teladan.
Aku tamatkan benci menjadi pelajaran ikhlas yang harus aku tempuh.
Jika Tuhan mempertemukan kita suatu hari nanti, perkenalkan dirimu.