Senin, 15 Februari 2016

Ibu, Guru


Sampai ditempat, aku seperti seorang fakir miskin yang menghadap kastil megah. begitu merasa kerdil, tapi sangat bahagia. Kemudian seorang pangeran menuntunku untuk memasukinya. dia membuka gerbang, lalu masuk sembari melihat kebelakang memastikan aku sudah berjalan mengikutinya. Ku berjalan pelan dan melihat sekeliling.. hmm begitu mendamaikan. udara pagi yang masih segar semakin membuat langkahku begitu menakjubkan.

Seperti mimpi.. aku sampai ditempat yang pernah aku idamkan.

Suara lantang pendidik yang menyeru ilmu melintas ditelingaku. Rasanya.. menyusup dalam batinku. Suara permata penuh rasa haus ilmu meruntuhkan benteng senduku. Tuhan.. semuanya nyata..

Dari dalam ruangan, setelah pintu terketuk, terbukalah dan seorang berparas malaikat dan harum kebijakan semerbak. 

ingin sekali aku memelukmu..

Aku hanya bisa menatap dan menahan rasaku sampai waktu itu menghampiri.

Kupandangi permata-permata dari balik kaca, ingin aku menyapamu, berkomunikasi. Aku yakin pasti sangat membahagiakan.

Aku ingin meninggalkan hatiku disini, rasanya..Tempat damai yang aku inginkan.

Sesaat, kenyataan menyadarkanku. Tempatku bukan disini. Mungkin belum. dengan langkah gontai, aku pergi.

Ke tempat yang terpaksa aku kejar.

0 komentar: