Kamis, 13 November 2014

Kita Bertemu Lagi

     Akhirnya, kita bertemu lagi. Setelah satu musim memisahkan kita. Antara rasa rindu dan jarak, kita berada ditengahnya. Antara sapa dan gengsi, kita berada tepat ditengah keduanya. Rasa rindu menatap mata yang jika menatap hilang segala rasa risau. Menatap dan mendengar. Mempekerjakan mata, telinga dan hati dilengkapi dengan seluruh perhatian untuk menjadi saksi hari-hari yang menakjubkan. Rasa lega yang akan menjadi pelipur hati ketika tahu bagaimana keadaan dan perasaan hingga detik ini. Namun kita diantara jarak dan gengsi. Rindu itu, hanya aku atau kita yang merasakannya. Entahlah.

     Tapi, akhirnya kita bertemu lagi. Sejenak kamu menatapku. Apa ada yang aneh dariku? Kenapa?

"Kamu berubah."

 Ahh, aku yakin ini tentang fisik.

"Iya kah? Apa yang berubah? Aku tambah seksi? Haha."


"Kamu gendut."

Dan, benar. Iya, aku gendut. Malam hari aku selalu kelaparan. Energiku terkuras banyak untuk aktivitasku sehari-hari dan memikirkanmu. Lapar obatnya makan kaaaan? Jadilah seperti ini. Makan malam penyebabnya. Makan larut malam. Aku juga jarang olahraga, kegiatan padat, jadi stress dan "stress". Baiklah. Tapi hatiku tidak berubah. Itu yang harus kamu tahu. Seharusnya.

"Ahh.. Masa sih. Engga laaah.. aku cuma ga kurus aja. Kamu makin oke aja nih."

Aduh, aku mulai linglung.

Bahan becandaku garing. Kamu tidak menanggapinya.

"Kamu lelah? Mata kamu sayu. Mata panda."

"Iya. Mungkin aku lelah. Haha. aku kurang istirahat. Kurang tidur."

Lihaat..lihatlaah! Kantong mata pandaku menyimpan banyak rindu untukmu. Lihat lagi, penuh dengan rindu.. Lihatlaah!

"Jaga kesehatan, jaga pola makan. Jangan hanya makan lemak. Biar tambah sehat konsumsi Sabu-sabu lebih banyak."

"Sabu-sabu? Kamu gila? Eh.. yang bener aja.. Masa iya aku konsumsi Sabu-sabu. Gimana sih.."

"Haha... Kamu itu ya, ga berubah. Lebay. Makanya dengarkan dulu. Sabu itu sayur-buah. Itu baik buat kamu, Nduut.."

"Haha..Bisa aja kamu. Aku uda kaget aja.. "

"Huh, dasar!"

Dan kita bersama, becanda, bercerita tanpa sadar kita sudah duduk disini selama tiga jam. Botol minum kita sudah habis dan kamu sudah melahap semua roti selai kacang kesukaanmu. Sengaja aku membawanya, melihat reaksi bahagiamu saat membuka kotak roti itu membuatku lebih utuh. Itu yang aku rindukan. Kita bersama seakan tidak ada jarak  

Tetapi tiga jam rasanya belum cukup. Satu musim tanpamu yang aku lalui ingin aku deskrispsikan lebih detail lagi denganmu. Deskripsi tentang segala hal yang aku jalani bukan denganmu. Tiga jam tidak cukup. Aku juga ingin mendengar banyak hal ajaib dari kisahmu selama satu musim lalu. Duduk disampingmu, sesekali mengusap rambutmu yang ikal. Oh iya, kamu masih malas potong kuku kah? Kata temanku disetiap kuku itu ada babinya. Kamu tidak mau memelihara babi ditanganmu kan? Itu kata temanku. Ah, sudahlah. Aku harus cukup dengan tiga jam.

Akhirnya, kita bertemu lagi. Sampai bertemu lagi, dalam mimpi selanjutnya..

0 komentar: