Selasa, 30 September 2014

Senja tak selamanya redup
Kemarau tak selamanya mati
Kelam tak selalu membutakan
Lelah memang kadang tak terperi
Sendu menari riang dipelupuk mata
Amarah merekah, jengah, lelah
Aku, sedalam aku kepadamu
Aku, sejauh aku kepadamu
Aku, seindah aku kepadamu
Tapi, indahnya edelweis tak cantik dari permukaan laut
Kemarilah, mendekat
Nikmati indahnya edelweis di puncaknya
Mendekatlah, tanjaki kerikil datar yang meletihkan
Penat  yang akan terbayarkan
Maukah kamu?
Aku tak janjikan akan sampai puncak bersamamu
Satu yang harus kamu yakinkan
Indahnya edelweis, itu indah
Indahnya edelweis...
Indah...

Jumat, 05 September 2014

Semua bersumber dari aku
Tidak ada yang salah
Kamu, dia, mereka,  bukan kalian
Aku yang salah
Aku yang membuat lara ini tak pernah mengering
Aku yang tak berhenti mengukir pedih dengan detail
Aku yang dengan tenangnya menancapkan luka tanpa hirau
Bukan kamu, dia, mereka
Sesak yang aku buat sendiri
Resah yang aku pupuk sendiri
Lelah yang aku rasa sendiri
Bahkan aku muak
Apa yang harus aku tepis
Apa yang harus aku lepaskan
Bukan kamu, dia, mereka
Bukan..
Sampai kapan lelahku, resahku, sesakku..

Kamis, 04 September 2014

Sayang...
Aku hanya bisa berdoa
Saat kamu hanya bisa berpasrah
Aku hanya bisa berharap
Saat kamu hanya bisa mengusahakan
Aku hanya bisa bertahan
Saat kamu hanya bisa menjalani
Aku berdo'a
Apapun harapan kita terwujud
Satu persatu, dengan pelan
Tetapi proses bisa kita nikmati
bersama, hingga kelak kita bersatu
Aku berharap
Apapun yang kita cita - citakan bisa kita capai satu persatu
Dengan hati yang penuh suka
Aku bertahan
Apapun yang terjadi, selama aku mampu, akan ku pegang teguh untukkmu