Selasa, 24 Maret 2015

Cinta, berdamailah.

Cinta, berdamailah dengan jiwaku. Tetap tenang dalam pikirku tanpa mengusik relung. Duduklah, tanpa bergelut bergemuruh mendera batin. Aku ingin menempatkanmu pada jiwaku tanpa aku jatuh. Nafas yang aku hela akan terasa ringan jika engkau berdamai dengan jiwaku, melangkah tanpa tersengal.

Cinta, berdamailah dengan hatiku. Tetap merasa sejuk jika jarak memayungi tanpa sua dan hangat tubuhnya yang tidak dijangka. Jika tanpa disanding atau disisi tetap terkendali. Prasangka bisa dibendung dan percaya bisa dijaga. Aku ingin menempatkanmu pada hatiku tanpa aku gelisah. Pandangan yang aku layangkan akan terasa semilir jika engkau berdamai dengan hatiku, berjalan tanpa terseok.

Cinta, berdamailah dengan imajinasiku. Hanya langit biru tanpa mendung  yang aku temui, jalan lurus tanpa kerikil yang aku lewati dan pohon yang teduh tempatku berhenti menentramkan, meredam. Aku ingin menempatkanmu pada imajinasiku tanpa aku menciptakan bayangan-bayangan gelap yang menghalangi pandanganku. Seluruh cahaya mataku akan berbinar jika kamu berdamai dengan imajinasiku, berharap tanpa kecewa.

Cinta berdamilah tanpa tersengal, terseok dan kecewa. Jika damai tak mampu maka kau akan membunuhku. Tetaplah berdiri pada tempat yang tepat. Berpijak pada keteguhan yang menguatkan. Adamu tak ubahnya udara yang aku hirup, warna merah pada mawar dan angin pada panas dan gersang. Tak nyata indra, tapi memberi hidup.


Berdamailah.

0 komentar: