Selasa, 22 April 2014

Cemburu Brutal!

"Ketika kau marah dan cemburu
Kau kelihatan begitu cantik
Walau kadang mengesalkan
Kau selalu bertanya dan penuh curiga
Ku tahu kau takut kehilanganku

Begitupun aku, maafkan yang selalu kasar
Marah padamu
Meski tak ada lagi kata cinta terucap
Sekedar basa - basi
Tapi hatiku masih milikmu, milikmu"

Aku tersenyum kala mendengar lagu milik Zivilia “Aishiteru 3” itu. Tetangga sebelah yang membunyikan radio dengan keras sampai terdengar dari kamar mandiku. Ahh.. aku jadi ingat istriku tersayang.

Kami masih tergolong pengantin baru. 6 tahun masa pernikahan telah kami lalui dengan bahagia meskipun hidup dalam kesederharanaan. Tapi, Alhamdulillah semua kebutuhan selalu tercukupi berkat rengkuhan kasih sang khalik. Hari – hari kami juga selalu penuh ceria dan candi si kecil Fadil yang masih TK. Tingkah lakunya selalu membunuh penatku. Saat aku pulang dari kantor dia selalu lari ketika mendengar suara motorku dari kejauhan dan menghampiriku. Oh iya, kembali ke istriku.

Kartika Meida Zulfa yang cantik. Dulu kami sekantor, tapi karna kebijakan perusahaan salah satu dari kami harus ada yang keluar. Akhirnya istriku yang keluar, dia menjalankan usaha yang lain. Kini dia sedang menjalani usaha menjual jajanan pasar tiap paginya. Kelembutan dan pancaran keimanan dari paras cantiknya lah yang membuat aku jatuh cinta.

Tapi dibalik itu semua ternyata dia pecemburu berat. Dia selalu menanyakan apa saja yang aku kerjakan di kantor, setiap hari. Bayangkan, betapa posesifnya dia. Maklum, jabatanku memang menuntutku banyak berinteraksi dengan karyawan dan karyawati lain. Memang, ketika dia mulai ngedumel dan bermanja – manja saat mencurahkan rasa cemburunya kepadaku, aku merasa senang. Istriku, kamu perhatian sekali, kau selalu mebuatku merasa berarti. Tapi jangan keseringan, sayang.

Pernah suatu ketika, saat aku sedang lelah penat, aku tiduran di kursi ruang keluarga. Kulihat istriku dengan sedikit manyun keluar kamar sambil membawa ponselku.

“Abi, ini sms siapa? Kok mesra sih. Abi mulai main – main ya sekarang?”

“Mana sih? Sms yang mana? Ga ada kok.” Jawabku santai.

“Ini, siapa ini Maya?” mulailah dia ngedumel.

“Temen kerja ,sayang.”

“Abi kok santai banget sih jawabnya. Ini liat smsnya. Kecentilan banget, mesra juga. Abi nanggapin juga si Maya itu.” Titik bening membasahi pipinya.

“Ga ada apa – apa kok, biasa aja. Dia uda berkeluarga juga Mi.. itu tuh cuma ngomongin soal kerjaan aja.” Jawabku mencoba menjelaskan.

“Abi, ini liat dulu, baca. Jelas – jelas dia godain gitu. Kalau Abi ga mulai pasti dia juga ga gitu kan?”

Sambil ia mengoyak – oyak tubuhku terus dia paksa untuk mengakui hal yang tak pernah aku lakukan, menggoda Maya.

“Bii, ini lihat dulu deh.”

Perdebatan semakin panjang dan aku semakin emosi. Karna geram aku langsung bangun dengan raut marah dan ku rebut ponselku.

“Umi lihat, ini tanggal berapa? Ini udah 3 minggu yang lalu.” Ku lempar ponselku, remuk.
Ku tinggal dia masuk kamar dan ku lihat dia masih menangis. Maafkan aku sayang, aku kasar padamu. Hitung – hitung pelajaran untukmu. Aku tak pernah menggoda Maya, tak pernah.

Keesokan harinya aku buat sedikit kejutan. Aku sengaja bangun lebih awal supaya aku bisa mengamati gerak – geriknya setelah bangun tidur. Kulihatnya dari kejauhan. Ketika dia terbangun, kemudian dia duduk, dia langsung tersenyum. Jelas saja, karna dia telah membaca tulisan yang aku tempelkan pada dinding kamar. “I’m Sorry. I LOVE YOU”. Ku tunggu reaksi berikutnya.

Saat dia akan keluar kamar, dia tersenyum. Ganggang pintu ku tempel tulisan “I LOVE YOU”
Saat beranjak ke kamar mandi, dia tersenyum. Pintu kamar mandi aku temple tulisan “I LOVE YOU”
Saat keluar dari kamar mandi, dia tersenyum. Gayung, tembok dan kaca kamar mandi ku temple tulisan “I LOVE YOU”
Saat menuju dapur, dia tersenyum. Pintu lemari dapur aku tempel tulisan “I LOVE YOU”
Saat dia buka lemari, dia tersenyum. Gelas gelas didalamnya aku tempel tulisan “I LOVE YOU”
Saat dia ambil toples kopi dan gula, dia tersenyum. Dia lihat tulisan “I LOVE YOU”
Saat dia antarkan segelas kopi penuh cinta kepadaku, dia menangis
Diletakkan gelas itu, dipeluklah aku.

“Abi, Umi minta maaf ya.”

aku hanya tersenyum.

“Abi, maafin Umi.” Rengeknya.

“ Iya – iya, jangan ulangi lagi ya. Umi percaya sama Abi, Abi ga pernah main – main dengan siapapun. Hanya Umi yang jadi ratu dihati Abi.” Ku tatap matanya.
“Abi janji, Abi akan jadi yang terbaik untuk Umi, untuk Fadil.”

“Dan adiknya.” Kata istriku

“Adiknya?” aku termenung lama, lalu ku peluk lagi dia.

“iya Bii, Umi hamil lagi.”

Aku terharu. terima kasih untuk kejutannya sayang. “ I LOVE YOU”
Ku kecup keningnya. Tetaplah jadi pecemburu. Karna begitu, semakin dekat hubungan kita dan aku bisa lihat betapa kau mencintaiku.


“Wahai Tuhan kami! Karuniakanlah kami istri dan keturunan yang menjadi cahaya mata, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang – orang yang memelihara dirinya (dari kejahatan).” (QS. Al-Furqan [25]:74)

0 komentar: