Jumat, 15 Agustus 2014

Sayang Adik Sayang Adik!


Hawa panas mulai merangkak seiring berputarnya waktu. Jam setengah tiga giliran kami. Sudah satu jam kami menunggu. Tapi anak – anak tak menghiraukannya, yang penting sebentar lagi naik odong odong. Tapi bukan odong odong nya anka balita ya. Bentuknya tuh kaya sepeda dengan empat kendali. Aku, dipaksa anak anak untuk menemani mereka, sebagai sopir. Bayangkan saja, Laras, Rika masih kelas satu SD, Alifah, Rossi kelas 3 SD. Kalau mereka ga ada yang jagain sungguh “mbebayani”.
Sebelumnya aku ga boleh sama ibu. Tiwas kesel, katanya. Tapi kalau menolak ajakan anak anak rasanya aku jahat banget, merenggut kebahagiaan mereka, aseek.. ^^ . tapi bener, capek berat. Tapi demi adikku dan temen temennya, ga apa lah, sekali ini. Dijalan mereka melimpahkan kendali sepenuhnya padaku. Aku yang masih amatir jelas gugup. Ini masalah nyawa, 4 anak ada ditanganku. Tapi syukurlah, semua berjalan selamat walaupun hampir terjun dikali tepian sawah. Tapi gurat wajah senang mereka membunuh penatku.
Satu jam sudah berkeliling dengan odong-odong. Waktunya pulang. Kembali aku pegang 4 nyawa anak, aku bonceng anak –anak dengan bebekku, Laras di depan tiga anak lainnya dibelakang. Sesampainya dirumah tiga anak itu, aku disambut ibu mereka. “matur nuwun ya mbak”. Dengan raut sumringah. Waw, mungkin mereka berterima kasih demi anak anaknya aku rela bercapek capek ria. “ohh, nggih mbak sami-sami”. Aku dan Laras langsung pulang, haus sangat. Bebekku aku parkir, langsung aku lari kedapur, “air..air..aiirr. mana air”
Semenjak nonton acara Islam Itu Indah di TransTV, tentang menyayangi anak yatim dan anak anak kecil, aku jadi mulai antusias dengan anak anak dan mulai suka dengan anak – anak. Apalagi sekarang aku punya  adik kecil, semakin banyak peluang untuk praktik. Hehe. Aku lupa apa yang disampaikan ustad Maulana, tapi ini aku carikan kutipan lain. J
Membahagiakan anak adalah tabir neraka, dan menjadi tebusan dosa. karena itu perhatian terhadap keluarga harus selalu kita utamakan. Bila tidak, boleh jadi keluarga kita akan menjadi sumber fitnah.
Dan dalam Al-Qur’an Surah al-Anfal ayat 28, Allaah Swt. telah berfirman yang artinya:
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
Oleh karena itu kemudian Rosulullaah Saw. berpesan:
“Cintailah anak-anak dan kasih sayangilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rizki.”
“Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturahiim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rizkinya, ditambah umurnya, dan Allaah memasukkannya ke dalam surga yang dijanjikan-Nya.”


0 komentar: